ilustration
Berobat Jantung
Bagai petir disiang hari..
Mungkin itulah gambaran untuk kalimat khiasan di atas yang sekarang saya alami. waktu itu 13 Nov 2019 sekitar Jam 10.00 WIB Kakak saya telp dari RSPJNHK dia sampaikan hasil dari kateterisasi Ibu saya , bahwa dokter menyatakan sudah tidak ada tindakan apapun yang bisa dilakukan untuk mengobati jantung Ibu saya. Untuk pasang ring sudah tidak memungkinkan karena 5 pembuluh darah utamanya semua tersumbat, jika di pasang ring Dokter bilang mau berapa banyak ? itupun percuma, jika di bypass juga tidak bisa, otot jantung ibu saya sudah kaku dan pembuluh darahnya semua sudah halus dan mengecil tidak ada yg bisa di cangkok. Jadi ibu paling hanya terbantu dengan konsumsi obat saja agar kondisinya bisa stabil.
Mendengar semua itu hati saya hancur, tubuh dan tangan saya lemas bergetar, air mata saya pun tak tertahan, perasaan saya berkecamuk, bingung, sedih,putus asa, hanya ucapan istighfar yang bisa saya lakukan berharap Allah memberi saya jalan dan kekuatan kembali, tak terbayang ibu saya harus melalui hari harinya dengan tersiksa.
Tgl 13 November :
Semenjak itu kodisi ibu saya melemah, dia mudah sekali lelah dan sesak, setiap serangan sesak terjadi dia akan merintih kesakitan, menangis, sesekali menghela nafas panjang namun tak bisa dilakukan. Saya sarankan beliau untuk duduk dalam posisi sedikit membungkuk sambil memeluk bantal, namun tetap saja sesaknya hilang dan muncul sampai semalaman tidak bisa tidur begitu juga dengan saya.
Semenjak itu kodisi ibu saya melemah, dia mudah sekali lelah dan sesak, setiap serangan sesak terjadi dia akan merintih kesakitan, menangis, sesekali menghela nafas panjang namun tak bisa dilakukan. Saya sarankan beliau untuk duduk dalam posisi sedikit membungkuk sambil memeluk bantal, namun tetap saja sesaknya hilang dan muncul sampai semalaman tidak bisa tidur begitu juga dengan saya.
Tgl 14 November :
Kondisi ibu saya lebih lemah dari hari kemarin, untuk berjalan 1 sampai 2 langkah beliau terlihat sangat lah capek, lalu akan sesak dan lemas, kemana-mana harus didampingi karena beliau tidak bisa berjalan dengan baik, tubuhnya seperti tidak bertenaga, wajahnya pucat membiru, sesaknya tidak henti-henti sampai saya bingung dan semakin khawatir melihatnya.
Sesaknya tak kunjung hilang malah semakin menjadi, sampai saya share di status WA bagaimana caranya mengatasi sesak karena jantung. Ada kawan yang merespon status saya, kawan yang tidak begitu dekat sebenarnya. Dia sarankan saya untuk membawa ibu saya ke klinik Shin shie Dewi bulan, bukan tampa alasan dia merujuk ke sana, dia bilang karena ini pengalaman pribadinya. Dirinya mengalami pengemposan jantung dan 4 kali berobat disana sekarang sembuh dan tidak pernah kambuh-kambuh lagi, dia juga membawa mertuanya brerobat disana, hanya saja mertuanya sakitnya sudah komplikasi mirip dengan ibu saya, kata kawan saya hanya 6 kali terapi di Shin shie Dewi bulan sekarang sudah sehat dan kembali pulang ke kampung halamannya di jawa, memang agak mahal katanya tapi sangat manjur, bisa terapi stroke juga.
Saya sampaikan pada suami perihal ini, dan suami setuju untuk kami coba alternative disana, kita ikhtiar lalu tawaqal katanya. Rasanya tidak sabar ingin lekas hari sabtu, karena ternyata seperti orang China lainnya Shin shie Dewi bulan tutup pada hari Jumat.
Tgl 15 November:
Kondisi ibu sama seperti kemarin, bahkan mungkin lebih lemas karena tenaga habis untuk susah payah bernafas, sehingga beliau semakin drop dan depresi. Saya tawarkan agar beliau mau di bawa ke kelinik untuk diberi oksigen. Namun ini lah yang jadi kendala, ibu saya sudah tidak mau lagi kerumah sakit, beliau juga hilang kepercayaan pada dokter dan obat-obatannya.
Akhirnya tiba juga Sabtu Tgl 16 november :
Setelah subuh saya berangkat ke lokasi Shin shie Dewi bulan, alhamdulillah tidak antri, Ibu saya keadaannya sangat lemas, hingga harus kami bawa menggunakan kursi roda dari parkiran ke lokasi pengobatan, ternyata disana juga disediakan banyak kursi roda untuk pasien yang membutuhkan.
awalnya hanya ingin mengobati ibu saya, namun saya putuskan untuk saya berobat juga, sakit yang saya derita batuk dan sesak, sudah 6 bulan lebih tidak sembuh-sembuh . Segala macam obat dari yang murah hingga ratusan ribu sudah saya konsumsi tapi tidak ada yang mempan. Saya sadar saya butuh sehat agar bisa merawat ibu saya, akhirnya saya putuskan ikut terapi juga disana, ibu saya dapat nomor antrian no.2 dan saya no.5.
awalnya hanya ingin mengobati ibu saya, namun saya putuskan untuk saya berobat juga, sakit yang saya derita batuk dan sesak, sudah 6 bulan lebih tidak sembuh-sembuh . Segala macam obat dari yang murah hingga ratusan ribu sudah saya konsumsi tapi tidak ada yang mempan. Saya sadar saya butuh sehat agar bisa merawat ibu saya, akhirnya saya putuskan ikut terapi juga disana, ibu saya dapat nomor antrian no.2 dan saya no.5.
Baru pertamakali ke situ dan saya lihat banyak pasien yang lainnya, mereka ada yang sudah berkali kali ke situ ada juga yang baru dua kali ke sana.
Mendengar cerita sebagian dari mereka cocok berobat di Shin shie Dewi bulan, kesehatanya membaik bahkan berangsur-angsur pulih, dalam hati saya berdoa dan berharap semoga demikian juga dengan ibu saya.
Mendengar cerita sebagian dari mereka cocok berobat di Shin shie Dewi bulan, kesehatanya membaik bahkan berangsur-angsur pulih, dalam hati saya berdoa dan berharap semoga demikian juga dengan ibu saya.
Tiba saat giliran Ibu saya ditangani oleh mami Dewi yang cantik, Ibu saya langsung disuruh meminum air ramuan, lalu beliau menyentuh bagian belakang ibu saya, seperti punggung, pinggang, leher dan kepala. Saya melihat ibu saya merintih menahan sakit tapi ibu saya terlihat kuat dan bisa menahan sakitnya, sambil sesekali mami dewi berbicara dan bercerita tentang hal lain-lain pada kami yang ada di ruang kliniknya, selesai ditangani kami diberi ramuan oleh asistennya, seperti obat-obatan, minyak gosok dan juga aturan pakai atau minumnya, sekaligus tarif harga yang harus kami bayar. Memang untuk pengobatan Shin shie China, saya sering dengar/baca tarifnya cukup mahal, namun buat saya tarif Shin shie Dewi bulan masih bisa terjangkau oleh kaum menengah, ini sepadan untuk hasilnya.
Tiba giliran saya, terapinya mirip dengan ibu saya hanya saja kali ini saya merasakannya langsung, ternyata yang membuat ibu saya terlihat kesakitan adalah rasa panas yang keluar dari tangannya mami Dewi, panasnya mirip di tempel oleh batu yang panas dan itu hanya sesekali, saya sendiri merasakan dua kali aliran panas tersebut terasa di leher dan di pundak saya, apa ini yang katanya aliran tenaga dalam inti? saya sendiri belum paham jadi tidak berani beri kesimpulan.
Tiba giliran saya, terapinya mirip dengan ibu saya hanya saja kali ini saya merasakannya langsung, ternyata yang membuat ibu saya terlihat kesakitan adalah rasa panas yang keluar dari tangannya mami Dewi, panasnya mirip di tempel oleh batu yang panas dan itu hanya sesekali, saya sendiri merasakan dua kali aliran panas tersebut terasa di leher dan di pundak saya, apa ini yang katanya aliran tenaga dalam inti? saya sendiri belum paham jadi tidak berani beri kesimpulan.
Jam 10.30 selesai kami berdua terapi, setibanya di rumah saya dan ibu saya sangat lelah karena perjalanan, ba'da Dzhur setelah sholat, makan siang lalu minum ramuan / racikan Shin shie Dewi bulan, lalu kami tidur siang. Saya pribadi merasakan ada perubahan, tenggorokan saya yang biasanya sesekali batuk gatal yang menganggu diikuti sesak, seharian itu tidak batuk atau sesak sama sekali, Ibu saya sendiri semalaman bisa tidur nyenyak, beliau tidak merasakan sesak, sakit, pegal atau lainnya, hanya kondisi badanya masih lemas.
Ya Allah apa ini pertanda baik? Ibu saya bisa sembuh, setidaknya dia bisa tidur nyenyak tanpa terganggu oleh sesak dan sakit jantungnya.
Tgl 17 November:
Semalam saya menemani ibu saya tidur seperti sebelumnya, saya sedikit takut karena sekujur tubuh ibu saya sangat dingin seperti es, sampai saya sesekali check apakah ibu saya masih bernafas atau tidak. Alhamdulillah waktu subuh tiba suhu tubuh ibu saya berangsur angsur kembali normal, sanggup untuk bangun buang air kecil, wudhu dan sholat, malah lebih bertenaga dari pada kemarin, Alhamdulillah, dia sudah bisa berjalan sendiri tanpa di bantu, langkahnya pun sudah mulai jauh, semoga terapinya berhasil dan ibu bisa kembali sehat seperti sediakala, minimal dia tidak sesak atau kena serangan jantung...aamiin ya robbal alamin..
Sabtu Tgl 23 November :
Kembali kami berobat ke Shin shie Mami Dewi Bulan
Alhamdulillah ibu saya kuat berjalan dari parkiran ke lokasi pengobatan Mami Dewi, tapi tetap perlu dituntun karena masih belum fit kondisinya, karena ada perubahan yang baik, sesaknya hilang hanya tinggal pusing-pusing saja dan sedikit lemas, ramuannya dikasih untuk 2 minggu, itu berarti kami harus kembali lagi ke sana Tgl 7 Dec 2019.
beberapa kali saya masak dan memberinya makan sop telur puyuh dan telor asin pada ibu saya, akibat kecerobohan saya mengasupi masakan yang kurang baik pada ibu saya, saya membuat Ibu saya pusing-pusing selama seminggu, setiap beliau bangun dari duduk atau tidur dia akan merasa dunia berputar, kunang-kunang lalu gelap dan seakan-akan mau jatuh, tapi jika beliau mengambil posisi duduk atau rebahan pusingnya akan berangsur-angsur hilang, gejala seperti ini dirasakan hampir kurang lebih selama 5 hari, kami sempat check tensi di klinik karena kami berasumsi Ibu saya mengalami Darah rendah , darahnya normal namun tekanan darah ibu saya rendah hanya 90/60. Ibu saya diminta menambah konsumsi vitamin, tidak ada berpikir bahwa gula darahnya yg naik.
Karena Sabtu 7 Dec 2019 ada kendala akhirnya kami kembali pada Minggu Tgl 8 Dec 2019.
Itu pun setelah sholat subuh Ibu saya sempat kesakitan kepalanya pusing dan perutnya rasanya seperti ditonjok, sempat merintih kesakitan dan mau pingsan akhirnya kami tunda sampai Ibu saya merasa baikan, jam 7.30 ibu saya merasa baikan namun kepalanya masih terasa pusing, kami berangkat ke mami Dewi dan tiba di sana kurang lebih jam 9.30 dan dapat antrian nomor 20, jam 11.30 dipangggil masuk ke ruang pengobatan , ibu saya terlihat menahan kepalanya yang pusing.
Sabtu Tgl 23 November :
Kembali kami berobat ke Shin shie Mami Dewi Bulan
Alhamdulillah ibu saya kuat berjalan dari parkiran ke lokasi pengobatan Mami Dewi, tapi tetap perlu dituntun karena masih belum fit kondisinya, karena ada perubahan yang baik, sesaknya hilang hanya tinggal pusing-pusing saja dan sedikit lemas, ramuannya dikasih untuk 2 minggu, itu berarti kami harus kembali lagi ke sana Tgl 7 Dec 2019.
beberapa kali saya masak dan memberinya makan sop telur puyuh dan telor asin pada ibu saya, akibat kecerobohan saya mengasupi masakan yang kurang baik pada ibu saya, saya membuat Ibu saya pusing-pusing selama seminggu, setiap beliau bangun dari duduk atau tidur dia akan merasa dunia berputar, kunang-kunang lalu gelap dan seakan-akan mau jatuh, tapi jika beliau mengambil posisi duduk atau rebahan pusingnya akan berangsur-angsur hilang, gejala seperti ini dirasakan hampir kurang lebih selama 5 hari, kami sempat check tensi di klinik karena kami berasumsi Ibu saya mengalami Darah rendah , darahnya normal namun tekanan darah ibu saya rendah hanya 90/60. Ibu saya diminta menambah konsumsi vitamin, tidak ada berpikir bahwa gula darahnya yg naik.
Karena Sabtu 7 Dec 2019 ada kendala akhirnya kami kembali pada Minggu Tgl 8 Dec 2019.
Itu pun setelah sholat subuh Ibu saya sempat kesakitan kepalanya pusing dan perutnya rasanya seperti ditonjok, sempat merintih kesakitan dan mau pingsan akhirnya kami tunda sampai Ibu saya merasa baikan, jam 7.30 ibu saya merasa baikan namun kepalanya masih terasa pusing, kami berangkat ke mami Dewi dan tiba di sana kurang lebih jam 9.30 dan dapat antrian nomor 20, jam 11.30 dipangggil masuk ke ruang pengobatan , ibu saya terlihat menahan kepalanya yang pusing.
Mami Dewi meletakan jari di kening ibu saya lalu ibu saya di check gula darahnya, ternyata gula darahnya naik hasilnya 200 ke atas, saya bertanya apa karena mengkonsumsi telur asin dan telur puyuh ? Mami Dewi pun kaget, beliau bilang semestinya jangan di beri telur asin dan telur puyuh karena kandungannya bisa membuat gula darah naik. Ibu saya pun 2 kali diminumi ramuan langsung disana, ramuannya yang dikonsumsi setiap hari agak berbeda kali ini, dan diatur untuk 1 minggu, jadi tgl 15 dec 2019 jadwal kami kembali ke shinshie mami Dewi .
setelah ditangani mami Dewi, aneh tapi nyata pusing ibu saya yang selama 5 hari itu hilang tidak tau kemana, saya yang heran dan tidak percaya bertanya beberapa kali pada ibu saya dari perjalan pulang sampai setibanya dirumah.
" Mih ..bener gak pusing, gak sakit , gak keleyeng keleyeng, gak muter , kunang-kunang, gelap atau kayak kemaren gitu ?"
ibu saya sambil tersenyum menjawab " engak ada..engak ada tuh ! hilang"
kami berdua mngucap alhamdulillah , Masyaallah, kami sangat tenang dan senang sekali...dari waktu itu hingga esok harinya tidak ada keluhan sama sekali dari ibu saya.
Senin Tgl 9 Dec 2019
Seharian ibu saya kuat bolak balik rumah sakit MH Tamrin Cileungsi, dari subuh untuk daftar, fingger print sampai jam 8 malam untuk dapat kontrol ke dokter jantung.
Dokter melihat hasil kateterisasi dari Rumah Sakit Jantung Harapan, beliau bilang suatu keajaiban bisa melihat ibu saya tampak sehat waktu itu.
Selama 1 minggu itu ibu saya benar-benar sehat, dia sudah mulai jalan kesana kemari, hanya pandangan matanya saja yang kurang jelas,ini karena glaukoma(katarak) akibat sakit gulanya, masih perlu mengatur waktu untuk antar ke dokter sepcialis mata, semoga ada mukjijat kesehatan ibu saya pulih semua..aamiin
Seharian ibu saya kuat bolak balik rumah sakit MH Tamrin Cileungsi, dari subuh untuk daftar, fingger print sampai jam 8 malam untuk dapat kontrol ke dokter jantung.
Dokter melihat hasil kateterisasi dari Rumah Sakit Jantung Harapan, beliau bilang suatu keajaiban bisa melihat ibu saya tampak sehat waktu itu.
Selama 1 minggu itu ibu saya benar-benar sehat, dia sudah mulai jalan kesana kemari, hanya pandangan matanya saja yang kurang jelas,ini karena glaukoma(katarak) akibat sakit gulanya, masih perlu mengatur waktu untuk antar ke dokter sepcialis mata, semoga ada mukjijat kesehatan ibu saya pulih semua..aamiin
Sabtu Tgl 21 Dec 2019
Karena Ibu saya megeluh tentang pandangan matanya terus menerus, kami periksakan matanya ke Rumah sakit mata JEC Cibubur dengan pelayanan jaminan BPJS. Seperti waktu di RS Tamrin Ibu saya kuat menjalani serangkaian tes mata dari jam 9 ~ 11.30 WIB.
Hasilnya kedua matanya harus dioprasi, Januari 07, 2020 adalah jadwal oprasi mata kanannya, karena yang kanan sudah parah, dokter bilang kemungkinan sembuh 50-50 😔☹ , sedangkan mata kirinya 60% bisa sembuh.
Tapi gak boleh patah semangat harus optimis...semoga Allah beri kesembuhan semua mata Ibu saya.
Hasilnya kedua matanya harus dioprasi, Januari 07, 2020 adalah jadwal oprasi mata kanannya, karena yang kanan sudah parah, dokter bilang kemungkinan sembuh 50-50 😔☹ , sedangkan mata kirinya 60% bisa sembuh.
Tapi gak boleh patah semangat harus optimis...semoga Allah beri kesembuhan semua mata Ibu saya.
Minggu Tgl 22 Dec 2019
Kembali kami berobat ke Shin shie Dewi Bulan, kali ini benar benar tidak ada keluhan, hanya mata saja yang pandangan tidak jelas dan silau.
Ramuannya dikasih berbeda kali ini bentuknya kapsul dan di konsumsi 3 x 1 hari untuk 1 minggu.
Rabu Tgl 25 Dec 2019
Kebetulan saat itu saya sedang libur tahun baru, namun kali ini saya putuskan untuk tidak ikut pulang ke kampung halaman suami, jadi hanya suami saya dan anak pertama saya yang pulang kampung. Mengingat kondisi ibu saya, saya tidak bisa, mau dan tega meninggalkan beliau dirumah walau ada tetangga yang saya bayar setiap bulan untuk menemani ibu saya dirumah jika saya bekerja atau tidak dirumah.
Ibu saya setiap hari selama sakit terbiasa mandi di siang hari menjelang Dzuhur selama mandi akan kami temani namun diluar kamar mandi, sambil sesekali membantunya jika kesulitan mengambil sesuatu, posis mandi duduk dijongkok, jadi dia kan bangun dari jongkok setelah mandi.
Saat itu setelah mandi ibu saya seperti kesakitan di bagian perut, seperti diremas remas dia bilang, bergegas saya bawa ibu saya ketempat tidur saya baluri sekujur tubuhnya dengan obat gosok dari Mami Dewi, selang 5 menit ibu saya sedikit tenang, sakitnya berangsur-angsur hilang. Alhamdulillah ya Allah , saat itu saya hanya berpikir mungkin sakit perut biasa, sampai waktu malam dan paginya tidak ada keluhan lagi sehat seperti biasa.
Saat itu setelah mandi ibu saya seperti kesakitan di bagian perut, seperti diremas remas dia bilang, bergegas saya bawa ibu saya ketempat tidur saya baluri sekujur tubuhnya dengan obat gosok dari Mami Dewi, selang 5 menit ibu saya sedikit tenang, sakitnya berangsur-angsur hilang. Alhamdulillah ya Allah , saat itu saya hanya berpikir mungkin sakit perut biasa, sampai waktu malam dan paginya tidak ada keluhan lagi sehat seperti biasa.
Kamis Tgl 26 Dec 2019
Waktu yang hampir sama sebelum Dzuhur, Ibu saya mandi kali ini mandinya tidak saya temani namun dibantu anak saya karena saya berpikir mungkin beliau lelah jika harus mengangkat gayung sendiri, anak saya bantu mengguyuri tubuh ibu saya dia hanya gosok-gosok tubuhnya. Setelah selesai mandi beliaupun bangun tak lama memanggil-manggil saya. Saya pun lari bergegas melihat ibu saya hanya menggunakan handuk dan duduk di bangku meja makan yg letaknya tak jauh dari kamar mandi, kali ini rasa sakitnya intents beliau nampa kesakitan, kesakitan yang luar biasa saya rasa, beliau sempat menjelaskan sakitnya seperti tubuhnya di ikat , dililit kemban dan ditarik tari keatas dadanya pun sakit, pada posisi itu saya berniat membantu beliau menggunakan pakaian dalam dan pakainnya agar tidak kedinginan, namun saat saya bersimpuh untuk mengenakan pakaian dalamnya tubuh beliau seperti akan jatuh menimpa saya yang ada dibawahnya, saya melihat ibu sata matanya terbuka tapi pandangannya kosong..Astagfirullah tenyata ibu saya itu pingsan, saya panggil adik laki laki saya yang kebetulan tinggal bersebelahan, diapun angkat ibu saya ke tempat tidur, kembali kami mengatur letak tubuhnya, memanggil-manggilnya, membalur sekujur tubuhnya agar hangat dan tersadar, 15 menit kurang lebih ibu saya pun sadar, kondisinya sangat lemah, lemas mungkin karena tenaga yang beliau keluarkan untuk menahan sakit.
Saya pun memberitakan hal ini pada kakak saya , dia pun bergegas datang namun saat dia tiba ibu saya sudah dalam kondisi biasa-biasa saja , hanya terbaring lemas, kemudian sehat nafsu makannya pun sama seprti kemarin lahap.
Malamnya beliau tampak gelisah , sekali saya bertanya kenapa apa ada yang dirasa..tapi beliau bilang tidak bisa tidur karena banyak nyamuk ucapnya, tengah malam saya terbangun karena terganggu oleh batuk yang tiba-tiba, saya melihat ibu saya belum tidur lelap sesekali bergerak-gerak tubuhnya, malah beliau berucap halu beliau bilang ada orang diluar memanggil-manggil saya sampai batuk-batuk, saya beritahu beliau bahwa itu saya yang batuk, tapi dia bilang bukan, saya pun penasaran saya lihat keluar jendela dan pintu tidak ada siapa-siapa, begitu saya bilang pada ibu saya dia heran dan tak percaya. Jam 3 malam saya terbangun karena Anak saya yang kecil berusia 12 tahun itu dia tidak bisa tidur, dia bilang dia merasa ibu saya yang tidur dikamar sebelah berisik, saya memang tidak pernah menemani tidur ibu saya belakangan terkahir ini karena takut beliau terganggu tidurnya oleh saya yang suka mendengkur.
Jumat Tgl 27 Dec 2019
Karena kurang nyenyak tidur, kami bangun kesiangan jam 5.30 WIB, Ibu saya dan saya ketinggalan shalat subuh karena ini, pagi itu tidak seperti biasanya, ibu saya tidak bergegas bangun dia bersandar duduk saja pada tembok yang berlapis bantal, saya tanya kenapa apa ada yang dirasa? dia bilang dadanya sakit celekit celekit mungkin bekas sakit kemarin ucapnya. Beliau cerita tadi malam teganggu tidurnya karena adik saya, istri dan anaknya pindah menemani beliau tidur semalam dikamar, saya pun heran karena itu tidak mungkin, pintu rumah saya kan dikunci dan gak ada adik saya, istri dan anaknya di sebelah ibu saya, sambil bercanda saya bilang " Mami mah halu orang gak ada siapa-siapa kok...!"namun beliau heran dan tak percaya ucapan saya.
Saya pun tinggalkan ibu saya , saya bilang mau bebenah rumah dan masak, beliau tanya saya masak apa, saya bilang mau masak semur daging, beliau bilang pada tetangga saya yang biasa menemaninya bahwa beliau malas makan semur daging karena suka nyelip-nyelip digigi, saya bilang ngak bakal kali ini karena akan saya presto hingga empuk.
Setelah semur matang saya sendoki makan ibu saya, saat itu saya tidak suapi seperti biasanya, kami malah makan bereng-bareng dengan piring yang berbeda, saya lihat ibu saya makan dengan lahap, bahkan ada sisa nasi 3 butir beliau sendok hingga bersih ,sempat ngobrol bahwa mulai besok harus mau makan dengan nasi merah, mandi nanti di belikan shower agar berdiri dan tidak pakai gayung, kalau mau mandinya duduk jangan pakai jongkok, kita ganti sama kursi duduk plastik yang tinggi, saya juga bilang saya belikan alat tes gula lewat online agar tidak perlu lagi ke kelinik, ibu saya pun mengangguk-angguk dan iya-iya ucapnya, sempat becanda dan tertawa lalu saya tinggal bersama adik saya yang menemani ibu saya, dia juga kasih minum obat rutin ibu saya yang diminum pagi setelah makan.
saat itu jam 9.30wib ibu saya bilang mau BAB tapi maunya di kamar mandi saya karena toiletnya duduk, beliau bilang kalau di toilet biasa takut sakit seperti kemarin. Saya pun antar beliau ke kamar mandi untuk bab, beliau mengusir saya agar meninggalkannya, bisa sendiri ucapanya.
Sayapun tinggal ke ruang tengah sambil membungkus paket pesanan, tak lama berselang ibu saya memangil-manggil saya kembali, saya pun bergegas lari, posisi beliau sudah duduk di tempat tidur saya saya tanya " Kenapa? sakit seperti kemarin lagi Mih? udah bab belum?" beliau mengangguk sambil menahan sakit kali ini sepertinya sakitnya lebih sakit dari kemarin, ibu saya pingsan lagi saya panggil adik saya, adik saya bilang jangan panik ini seperti kemarin, kami pun lakukan hal yang sama, kami pijat pijat, balur dan panggil-panggil beliau agar tersadar, tak lama beliau pun sadar dan memeluk tubuh saya, beristighfar dan menyebut nama Allah, menjerit, merintih sambil sesekali seperti orang mau muntah, menguap seperti orang ngantuk, lalu saya sadar ini adalah serangan jantung..sambil saya usap-usap punggungnya ,saya ajak ibu saya ke Rumah sakit, tapi beliau menolak dan berisyarat dengan menggelengkan kepala, sambil menahan merintih kesakitan ibu saya berucap,
"Ya Allah ! hamba sudah ikhlas jika engkau mau ambil , asalkan hamba tidak disiksa sakit dan tidak merepotkan anak .."itu adalah ucapan terkahir ibu saya.
Saya pun langsung paksa bawa ibu saya ke rumah sakit pakai grab, sempat saya check masih ada nafas keluar dari hidungnya, selama di perjalanan saya memeluk ibu saya tubuhnya masih hangat, namun beliau diam saja seperti orang tidur, setibanya dirumah sakit dokter sempat bertanya kenapa dan saya bilang serangan jantung. Dokterpun menyuruh saya mengurus pendaftaran dan tunggu diluar, saya tunggu hingga 15 menit dokterpun bilang Ibu saya sudah tidak terselamatkan, saat tiba denyut nadinya sudah tidak ada dan pupil matanya pun besar, kemungkinan ibu saya meninggal di perjalanan.
Saya pun menangis tidak percaya, saya bilang ibu saya biasa kena serangan jantung dok! kalau sudah di infus dan di pasang oksigen beliau akan sadar kembali, tapi dokter hanya geleng geleng dan meminta saya untuk bersabar. Menangis sejadi-jadinya, lutut saya lemas tak terbayang hari-hari saya tampa ibu saya.
Dan itulah akhir dari perjuangan ibu saya melawan sakitnya.
sebenarnya saat menuliskan ini , saya berniat ingin share process pengobatan ibu saya selama berobat ke Shin shie Dewi bulan minggu keminggu mungkin hingga sehatnya, bahkan saya buat instagramnya disini tapi apa mau dikata saat process pengobatan dan dalam pelukan ibu saya sudah dipanggil Allah swt.
Allah sayang mama, beliau mendapat hadiah meninggal dihari yang baik, Ibu saya dinyatakan meninggal di hari Jumat Tgl 27 Dec 2019 Jam 10.30 wib
Saya ambil hikmahnya dari semua ini, mungkin jika tidak saya bawa ke Shin shie Dewi bulan, Ibu saya mungkin akan meninggal dengan rasa sakit yang luar biasa dari ini, sakaratul mautnya lebih sakit dan lama, Alhamdulillah Ibu saya sekarang sudah tenang, beliau meninggal dengan baik dan cepat, orang-orang bilang ibu saya meninggal dengan khusul khotimah, di hari yang baik dan ditandai dengan langit yang ikut berduka, mendung dan hujan menyertai kepeninggalan ibu saya, aamiin ya robalallamin..semoga itu adalah benar adanya, lahaula wala quwata illa billahil aliyil adzim "Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung"
Mama....pada akhirnya mama sembuh dari semua sakitnya..❤ Mama bahagia disana ya mah😊 aku sayang Mama...
semoga nanti kita semua Mama, Papa, abang, ade , mbah dipertemukan dan dikumpulkan seperti didunia..namun kita lebih bahagia disana...aamiin.
Jumat Tgl 27 Dec 2019
Karena kurang nyenyak tidur, kami bangun kesiangan jam 5.30 WIB, Ibu saya dan saya ketinggalan shalat subuh karena ini, pagi itu tidak seperti biasanya, ibu saya tidak bergegas bangun dia bersandar duduk saja pada tembok yang berlapis bantal, saya tanya kenapa apa ada yang dirasa? dia bilang dadanya sakit celekit celekit mungkin bekas sakit kemarin ucapnya. Beliau cerita tadi malam teganggu tidurnya karena adik saya, istri dan anaknya pindah menemani beliau tidur semalam dikamar, saya pun heran karena itu tidak mungkin, pintu rumah saya kan dikunci dan gak ada adik saya, istri dan anaknya di sebelah ibu saya, sambil bercanda saya bilang " Mami mah halu orang gak ada siapa-siapa kok...!"namun beliau heran dan tak percaya ucapan saya.
Saya pun tinggalkan ibu saya , saya bilang mau bebenah rumah dan masak, beliau tanya saya masak apa, saya bilang mau masak semur daging, beliau bilang pada tetangga saya yang biasa menemaninya bahwa beliau malas makan semur daging karena suka nyelip-nyelip digigi, saya bilang ngak bakal kali ini karena akan saya presto hingga empuk.
Setelah semur matang saya sendoki makan ibu saya, saat itu saya tidak suapi seperti biasanya, kami malah makan bereng-bareng dengan piring yang berbeda, saya lihat ibu saya makan dengan lahap, bahkan ada sisa nasi 3 butir beliau sendok hingga bersih ,sempat ngobrol bahwa mulai besok harus mau makan dengan nasi merah, mandi nanti di belikan shower agar berdiri dan tidak pakai gayung, kalau mau mandinya duduk jangan pakai jongkok, kita ganti sama kursi duduk plastik yang tinggi, saya juga bilang saya belikan alat tes gula lewat online agar tidak perlu lagi ke kelinik, ibu saya pun mengangguk-angguk dan iya-iya ucapnya, sempat becanda dan tertawa lalu saya tinggal bersama adik saya yang menemani ibu saya, dia juga kasih minum obat rutin ibu saya yang diminum pagi setelah makan.
saat itu jam 9.30wib ibu saya bilang mau BAB tapi maunya di kamar mandi saya karena toiletnya duduk, beliau bilang kalau di toilet biasa takut sakit seperti kemarin. Saya pun antar beliau ke kamar mandi untuk bab, beliau mengusir saya agar meninggalkannya, bisa sendiri ucapanya.
Sayapun tinggal ke ruang tengah sambil membungkus paket pesanan, tak lama berselang ibu saya memangil-manggil saya kembali, saya pun bergegas lari, posisi beliau sudah duduk di tempat tidur saya saya tanya " Kenapa? sakit seperti kemarin lagi Mih? udah bab belum?" beliau mengangguk sambil menahan sakit kali ini sepertinya sakitnya lebih sakit dari kemarin, ibu saya pingsan lagi saya panggil adik saya, adik saya bilang jangan panik ini seperti kemarin, kami pun lakukan hal yang sama, kami pijat pijat, balur dan panggil-panggil beliau agar tersadar, tak lama beliau pun sadar dan memeluk tubuh saya, beristighfar dan menyebut nama Allah, menjerit, merintih sambil sesekali seperti orang mau muntah, menguap seperti orang ngantuk, lalu saya sadar ini adalah serangan jantung..sambil saya usap-usap punggungnya ,saya ajak ibu saya ke Rumah sakit, tapi beliau menolak dan berisyarat dengan menggelengkan kepala, sambil menahan merintih kesakitan ibu saya berucap,
"Ya Allah ! hamba sudah ikhlas jika engkau mau ambil , asalkan hamba tidak disiksa sakit dan tidak merepotkan anak .."itu adalah ucapan terkahir ibu saya.
Saya pun langsung paksa bawa ibu saya ke rumah sakit pakai grab, sempat saya check masih ada nafas keluar dari hidungnya, selama di perjalanan saya memeluk ibu saya tubuhnya masih hangat, namun beliau diam saja seperti orang tidur, setibanya dirumah sakit dokter sempat bertanya kenapa dan saya bilang serangan jantung. Dokterpun menyuruh saya mengurus pendaftaran dan tunggu diluar, saya tunggu hingga 15 menit dokterpun bilang Ibu saya sudah tidak terselamatkan, saat tiba denyut nadinya sudah tidak ada dan pupil matanya pun besar, kemungkinan ibu saya meninggal di perjalanan.
Saya pun menangis tidak percaya, saya bilang ibu saya biasa kena serangan jantung dok! kalau sudah di infus dan di pasang oksigen beliau akan sadar kembali, tapi dokter hanya geleng geleng dan meminta saya untuk bersabar. Menangis sejadi-jadinya, lutut saya lemas tak terbayang hari-hari saya tampa ibu saya.
Dan itulah akhir dari perjuangan ibu saya melawan sakitnya.
sebenarnya saat menuliskan ini , saya berniat ingin share process pengobatan ibu saya selama berobat ke Shin shie Dewi bulan minggu keminggu mungkin hingga sehatnya, bahkan saya buat instagramnya disini tapi apa mau dikata saat process pengobatan dan dalam pelukan ibu saya sudah dipanggil Allah swt.
Allah sayang mama, beliau mendapat hadiah meninggal dihari yang baik, Ibu saya dinyatakan meninggal di hari Jumat Tgl 27 Dec 2019 Jam 10.30 wib
Saya ambil hikmahnya dari semua ini, mungkin jika tidak saya bawa ke Shin shie Dewi bulan, Ibu saya mungkin akan meninggal dengan rasa sakit yang luar biasa dari ini, sakaratul mautnya lebih sakit dan lama, Alhamdulillah Ibu saya sekarang sudah tenang, beliau meninggal dengan baik dan cepat, orang-orang bilang ibu saya meninggal dengan khusul khotimah, di hari yang baik dan ditandai dengan langit yang ikut berduka, mendung dan hujan menyertai kepeninggalan ibu saya, aamiin ya robalallamin..semoga itu adalah benar adanya, lahaula wala quwata illa billahil aliyil adzim "Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung"
Mama....pada akhirnya mama sembuh dari semua sakitnya..❤ Mama bahagia disana ya mah😊 aku sayang Mama...
semoga nanti kita semua Mama, Papa, abang, ade , mbah dipertemukan dan dikumpulkan seperti didunia..namun kita lebih bahagia disana...aamiin.
Nafasku tertahan..
Tumpah telaga di kedua mataku..
menangis sudah sejadi jadinya...
Ingin percaya aku sudah tak punya ibu...
Mendung dan hujan memunculkan banyak kenangan..
Jelas ada rindu...namun persediaan rinduku meluap tampa henti..
Mencekam di setiap sepi...
Rasanya sesak dan menusuk sembilu..
Aku tau kau sudah bahagia...
Walau kita tak bisa video call atau telp..ku harap doaku selalu terdengar olehmu...
Posting Komentar
0 Komentar